http://www.jurnalnasional.com/
Seribu Lima Ratus Sebelas
seribu lima ratus sebelas
di dinding gereja merah saga
burung-burung hitam
melepas gaun melaka.
tembok meninggi
membangun ritus
di kaki langit tua
aku menurunkan
gumpalan kota
dari pundak malam
yang memberat
di anak tangga ke tujuh
pada dingin
yang disalibkan.
aku tamu
berharap bertemu
separuh tubuhku
di tanah bekas waktu
menurunkan gerimis
menjejakkan kaki portugis
tapi tangis itu
tangis itu juga yang mencumbu
menggelapkan segala peluk
pada kutuk
ia hinggap di ujung-ujung rambutku
membangun jembatan rumpang ke masa lalu.
ia menungguku
dentang jam pada lengang
mengirimkan becak penuh bunga
seorang tua menebak wajah sejarah
di raut asing bahasa lautku
tapi ia tahu
di jalan lurus yang kurus
sebuah kota sedang bekerja
membuat pagar dari kaki-kaki
pendatang yang kekar
turunkan aku di sini, tuan
di mana rumah itu
tempat kebisuan dibatukan
gedung tua saling pandang
membuat tubuhku terasa telanjang
aku takut menyebut siak
mulutku tertinggal di kursi retak
aku ragu memanggil lingga
lambaiku tersangkut di singapura
duhai
jauhlah badan
di tanah orang
berebut rumah
di negeri sendiri
pada senja tua
burung-burung hitam melepas
seribu lima ratus sebelas gaun melaka
di bawah tembok gereja yang meninggi
aku membangun ritus merah saga
di kota-kota tua
di anak tangga ke tujuh
pada dingin malam
yang disalibkan.
Melaka, 2004-2008
Riwayat Sampah Rumah
seperti hujan
ia turun berkerumun
menyusun kulit kayu
di tidurku
sungai duku yang layu
mematikan lampu-lampu
membiarkan anak-anak
berdebur di tidurmu
seorang ibu dari
onggokan sampah rumah
mengibas debu
dari sepotong ubi kayu
yang bau batu:
ini malam, atau pagi
yang mati?
ia seperti renta
kardus-kardus buangan
dari derita sungai
yang menanggung sisa
tak ada api di wajah mereka
hangusnya mengirimkan
ikan-ikan keli dari suku asli
yang terapung mati
ke jantungmu
(mungkin yang berendam
tadi malam
membungkus bangkai hutan
dalam plastik waktu
aku tak pernah mendengar
ada tangis yang menyerupai lagu)
orang sungai
tak mengerti puisi
ia hanya mengutip anak pasir
satu-satu dari tanah tubuhnya
yang basah
berjanji mengembalikan
garam pada asinnya
mengembalikan asin
pada lautnya
(seusai demam panjang itu
hari-hari saling menunda cerita
tentang sebuah kota mati
yang ditinggalkan puisi)
hanya bahasa kuli
belajar berdiri
di atas jembatan usia
menuju sepi
belajar merumuskan tubuh
dalam hitungan jam
yang diam-diam
membidikkan tikam
ia turun berkerumun dalam hujan
yang menyusun kulit kayu di rumahku
lampu-lampu sungai duku
membiarkan anak-anak layu
dalam debur tidur seorang ibu
dalam mimpinya
sepotong ubi kayu
ia temukan dalam onggokan
riwayat sampah rumah
jadi batu di bawah abu
tungku waktu.
Pekanbaru, 2004-2008
Gelang Rotan
Sehabis lembubu, jumat oleng.
Kau memeluk kaki-kaki rumah
seperti gelang rotan memeluk
kaki-kaki perempuan
Semalam, menyumpah mulutmu
pada selat hantu:
“Oi, burung sipumpung, raja lelaki,
pinang aku, sungai sepi
yang pandai menari.”
Daun birahi merimbun di dahimu,
bekas kecup selamat tinggal
yang kekal. Serupa siput,
matamu mengintip dari celah kerudung
dari bilik batu-batu rindumu.
diam-diam ada api berkecambah
dalam kebayamu. Ada pulau terbakar
dalam sarungmu.
(sarung nelayan, tempat senja
menyimpan amis matahari)
Setelah karam berkali-kali
kau tahu, kematin adalah upacara
yang selalu tak tuntas.
Masih tersisa hidup di gelang rotan
sebagai sepasang kenangan.
Lalu kau ringkus musim
dalam ketiakmu yang bau kemenyan.
Mengusap perut laut
tubuh yang terus naik pasang.
Memanggil burung-burung
menemani sunyi sepanjang malam
menyusun nama-nama tuhan
di ujung puting yang kering sentuhan.
Dan sepotong riwayat kampung pasir
dalam gerimis, kaukenang, kautimang,
ibarat bayi dari kelahiran yang sungsang.
Di sini, lelaki menjadi gelang rotan yang
memeluk kaki-kaki perempuan.
Yogyakarta, 2003-2008
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A. Mustofa Bisri
A'yat Khalili
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah El Khalieqy
Acep Syahril
Acep Zamzam Noor
Adi Toha
Adrian Balu
AF Denar Daniar
Afrizal Malna
Agus Manaji
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunarto
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Maltuf Syamsury
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Ala Roa
Aldika Restu Pramuli
Alfatihatus Sholihatunnisa
Alfiyan Harfi
Ali Makhmud
Ali Subhan
Amelia Rachman
Amie Williams
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Andry Deblenk
Anggie Melianna
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Aprinus Salam
Ariandalu S
Arieyoko Ksmb
Arya Winanda
As Adi Muhammad
Asep Sambodja
Atrap S. Munir
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Badaruddin Amir
Bakdi Sumanto
Bambang Darto
Bambang Kempling
Bambang Widiatmoko
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sudjibto
Bernard S. Y. Batubara
Binhad Nurrohmat
Budhi Setyawan
Budi Palopo
Bustan Basir Maras
Chairul Abhsar
Chavchay Saifullah
Cut Nanda A.
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Afriady
Dadang Ari Murtono
Daisy Priyanti
Daysi Priyanti
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Desti Fatin Fauziyyah
Dewi Kartika
Dharmadi
Diah Budiana
Diah Hadaning
Dian Hartati
Didik Komaidi
Dimas Arika Mihardja
Djoko Saryono
Dody Kristianto
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Edy Lyrisacra
Effendi Danata
Eimond Esya
Eka Budianta
Eko Hendri Saiful
Eko Nuryono
El Sahra Mahendra
Ellie R. Noer
Elly Trisnawati
Emha Ainun Nadjib
Endang Supriadi
Endang Susanti Rustamadji
Eny Rose
Eppril Wulaningtyas R
Esha Tegar Putra
Esti Nuryani Kasam
Etik Widya
Evi Idawati
Evi Melyati
Evi Sefiani
Evi Sukaesih
Fadhila Ramadhona
Fahmi Faqih
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Fikri MS
Fina Sato
Firman Wally
Fitrah Anugerah
Frischa Aswarini
Gampang Prawoto
Ghaffur Al-Faqqih
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gunawan Maryanto
Gunoto Saparie
Gus tf Sakai
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hari Leo
Haris del Hakim
Hasan Al Banna
Hasan Aspahani
Hasta Indriyana
Helga Worotitjan
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Maja Kelana
Herlinatiens
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Ibnu Wahyudi
Ikarisma Kusmalina
Ike Ayuwandari
Ilenk Rembulan
Imam S Arizal
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santoso
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indrian Koto
Isbedy Stiawan ZS
Iwan Gunadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Johan Khoirul Zaman
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Saputro
Jufri Zaituna
Jusuf AN
Kadek Wara Urwasi
Kadjie Bitheng MM
Kartika Kusworatri
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Kirdjomuljo
Kurnia Effendi
Kurniawan Junaedhie
Kurniawan Yunianto
Kusprihyanto Namma
Kuswaidi Syafi’ie
L.K. Ara
Lailatul Muniroh
Landung Rusyanto Simatupang
Lela Siti Nurlaila
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Linus Suryadi AG
Liza Wahyuninto
Lubis Grafura
Lutfi Mardiansyah
M. Badrus Alwi
M. Faizi
Maghfur Munif
Maghie Oktavia
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maman S. Mahayana
Maqhia Nisima
Marcellus Nur Basah
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marwanto
Mas Marco Kartodikromo
Mashuri
Mathori A. Elwa
Matroni el-Moezany
Maya Mustika K.
Mega Vristian
Miftahul Abrori
Mohammad Yamin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muntamah Cendani
Mustiar AR
Mustofa W Hasyim
Mutia Sukma
Nadjib Kartapati Z
Nanang Suryadi
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Noor Sam
Nunung S. Sutrisno
Nur Iswantara
Nur Lodzi Hady
Nur Wahida Idris
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Pariyo Adi
Pringadi AS
Pringgo HR
Puisi-Puisi Indonesia
Purwadmadi Admadipurwa
Puspita Rose
Putri Sarinande
R. Toto Sugiharto
Rachmat Djoko Pradopo
Raedu Basha
Ragil Suwarno Pragolapati
Rakai Lukman
Rama Prabu
Ramadhan KH
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Ribut Wijoto
Rikard Diku
Robin Al Kautsar
Rozi Kembara
Rudi Hartono
Rusydi Zamzami
S Yoga
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Selendang Sulaiman
Seli Desmiarti
Sigit Sugito
Sihar Ramses Simatupang
Siska Afriani
Sitok Srengenge
Sitor Situmorang
Slamet Rahardjo Rais
Slamet Widodo
Sosiawan Leak
Sreismitha Wungkul
Sri Harjanto Sahid
Sri Jayantini
Sri Setya Rahayu
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sumargono SN
Suminto A. Sayuti
Sunardi KS
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutirman Eka Ardhana
Syifa Aulia
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Triaton
Tengsoe Tjahjono
Tharie Rietha
Thowaf Zuharon
Timur Sinar Suprabana
Tita Maria Kanita
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
TS Pinang
Ulfatin Ch
Umbu landu Paranggi
Unieq Awien
Usman Arrumy
W. Haryanto
W. Herlya Winna
W.S. Rendra
Wahyu Hidayat
Wahyu Subuh
Warih Wisatsana
Wayan Sunarta
Weni Suryandari
Widi Astuti
Wiji Thukul
Winarni R.
Y. Wibowo
Yonathan Rahardjo
Yosi M Giri
Yudhi Herwibowo
Yudhiono Aprianto
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Yuswan Taufiq
Yuswinardi
Zaenal Faudin
Zainal Arifin Thoha
Zamroni Allief Billah
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar