http://www.kompas.com/
Tata nini pon-pon:
Wibi
Tata nini pon-pon,
Bawakan kakak
kuda kayu yang bergoyang
di masa kanak dulu
Jadikan kakak boneka kelinci
yang kau peluk di tepi senyum mungilmu
Tata nini pon-pon,
Jangan nyanyikan cicak-cicak di dinding lagi
Jangan menirukan suara cicak lagi
Bergoyanglah lagu tata nini pon-pon untuk kakak
Lagu yang kakak nyanyikan untukmu
Tata nini pon-pon,
Tunjukkan tari perut yang membuat semua mata tertawa
Di badanmu yang gendut,
Ada beribu permen karamel yang tertinggal
Di ponimu,
Tersembunyi balon warna-warni serupa pelangi
Di tawamu yang berlarian
Ada masa riang ayah dan ibu yang hilang
UNTUK SI MATA SIPIT
Di bawah selimut bibir merah
tersembunyi surat si mata sipit
yang terjepit misteri dirambutnya
Geraknya di ayuni senyum mungil
entah kemana
bahkan tiap cermin melukiskan haru
dan terselip di langit biru
untuk lelaki yang entah untuk siapa?
sejak hujan menengadahkan kagumnya
angin-angin tak lagi menangis
payung-payung tak lagi menari
semua sajak jadi musim semi
di senja yang sendiri
aku dan catatan kecil tentang bola-bola yang melayang
melamunkan hari-hari yang menghilang
SAJAK UNTUK PERAWAN PERAGU
Aku perawan suci
yang menyeka gerimis itu
Di balik senja yang retak
Pagi selalu datang terlambat untukku
Apalagi yang harusku lukiskan untukmu?
Sepotong roti yang membuatmu jatuh hati?
atau dua buah bantal?
dan aku hanya berlari-lari kecil diantaranya
aku ini perawan suci
entah sampai kapan
semua dosa ku lebur jadi doa
semua kata ku tulis jadi nyata
semua lelaki tunduk meraih tanganku
kini aku perawan sepi
rindu dipuja lelaki
dan kecupan duniawi
merpati-merpati pulang bersama ceritaku
gaun merah menunggu
serupa apel yang layu
aku perawan suci?
Entah sejak kapan
SEPARAS PERTIWI (II)
Di samping sungai
Tanpa setetes letih
Wanita-wanita memusungkan inginnya
menuliskan hari-harinya di atas kaki-kaki kecil anaknya
Di tepi senyum
yang menetes di bibir
mengalir tawa anaknya
Menjunjung paras-paras
Menggali serpihan pasir kali
menggali lagi nasib
Telapak surga yang orang bilang,
Menelanjangi anak tangga yang becek
Menjunjung paras-paras yang mengeras
serupa garis tangannnya
Inikah negerimu?
Inikah paras-paras serupa wajah ibumu?
Wanita-wanita penjunjung paras
Menggandeng masa kanak si bocah,
Berharap sang ibu kembali
Pulang dari menjunjung parasnya
Aku Lapar
Kapan kertas-kertas ini akan jadi sepiring nasi?
Aku sungguh lapar
Seandainya ada seorang kekasih
Datang dan membawakan aku sebungkus coklat
Tapi laparku berbisik:
Coba kau lempar saja kertas-kertas itu
Mungkin saja akan jadi secangkir coklat hangat
Mengapa aku harus selalu diingatkan
tentang surat-surat?
atau kertas-kertas?
Mengapa tidak ada yang mengingatkan aku
untuk makan siang
atau menulis sajak?
Seandainya semua angka-angka
Dan huruf-huruf ini
Memasakkanku semangkuk hangat rasa kenyang
Entah berapa sajak lagi yang bisa ku terbangkan
Selain sajak yang lapar ini
Untuk sajak cinta (II)
Aku mencintaimu,
Maka tak ada sajak lain selain dirimu
Tiga atau enam tahun bukan masalah bagiku
karena menunggu selalu menemaniku
Aku tak tahu sejauh apa hatimu
Atau sedalam apa letihmu
Tapi aku selalu menyediakan beranda bernama kerinduan
Dari sana kau bisa lihat,
Seberapa dekat bibirku
Dan begitu dalamnya pelukku
Bahkan bila beranda itu telah hanyut
Kau bisa menemukanku ditiap kata-kata cinta yang ditulis penyair
Di tiap senyum yang di titipkan matahari untukmu
Atau wangi hujan yang membalut daun-daun
Hanya karena ku mencintaimu,
Maka tak ada sajak lain selain dirimu
Kecoa diantara Lukisan
Kecoa diantara lukisan
Terkurung antara dialog-dialog warna
Matanya yang melukiskan kagum
Seolah sedang memahami biru yang luntur
Disudut kanvas
Tiap orang bergilir membacakan sajaknya
bergilir bercerita tentang cintanya yang sendiri
atau akan sendiri
Sementara tak ada seorang yang tahu,
Gerak kuas yang mulai menari
Berlari diantara sajak
Dan jatuh disela kanvas
Memuntahkan semua kata-kata
Dan masuk ke sumsum yang paling dalam
Tak ada yang menyadari,
Kecoa kecil itu kini luluh
Jadi tetesan
Di lukisan
Pagi Ini
Pagi ini,
Hujan menyanyikan lagu cinta untukku
Untuk kekasih yang tak ingin sekadar tubuh
Untuk kekasih yang tak ingin sekadar tidur
Cinta akhir tahun di tepi lukisan malam
Aku ingat saat pertama kali kau melambai,
dengan getir suara
yang membutakan semua lampu-lampu jalan
Entah sudah berapa lagu ku masuki
hanya untuk menemukanmu
tapi kau selalu menyembunyikannya
di balik kaca mata itu
hanya tidur yang bisa membuatku sedekat itu denganmu
karena mimpilah,
aku bisa membuatmu berpeluk di pangkuanku
Untuk Hujan (2005)
Hujan, bermimpilah tentangku
Izinkan aku untuk mengirim rindu
Dan jangan tolak kue yang ku buat basah untukmu ini
Tolong biarkan aku jadi bagian dari tidur nyenyakmu
Bahkan jadi liur atau dengkurmu
Biarkan aku membacakan sajak ini untukmu
Ada banyak sajak yang telah ku tulis untukmu
Sebanyak inginku untuk bertemu denganmu
Maka izinkan aku untuk jadi mimpimu di hari Minggu
Karena mungkin hari-harimu
telah kau sediakan untuk mimpi gadis lain
ada banyak senyum yang beku
ada banyak kata, banyak pinta
banyak riang yang telah beku
yang tak sempat ku samapaikan untukmu
maka izinkanlah aku
untuk jadi mimpimu
Terimakasih Hujan
(karena telah membawa kembali dirinya)
Hal yang paling ku banggakan dalam hidupku
adalah mencintainya
Dia yang datang membawa senyum baru untukku
dan kini pergi dengan senyum itu
Aku ingin kembali dan jadi diriku yang lalu
Bersama jemu
yang membuatku rindu akan lelahku
apa artinya airmata
jika ia bisa membuat suara langkahnya kembali
aku tak peduli seberapa banyak yang harus ku bayar
untuk memimpikanmu
‘Rumahku surgamu”
Selembar doa untuk hujan
Semoga suatu saat nanti aku masih bisa mencintainya
Ini cinta sederhana untuknya,
dan dia tak akan pernah tahu
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A. Mustofa Bisri
A'yat Khalili
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah El Khalieqy
Acep Syahril
Acep Zamzam Noor
Adi Toha
Adrian Balu
AF Denar Daniar
Afrizal Malna
Agus Manaji
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunarto
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Maltuf Syamsury
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Ala Roa
Aldika Restu Pramuli
Alfatihatus Sholihatunnisa
Alfiyan Harfi
Ali Makhmud
Ali Subhan
Amelia Rachman
Amie Williams
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Andry Deblenk
Anggie Melianna
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Aprinus Salam
Ariandalu S
Arieyoko Ksmb
Arya Winanda
As Adi Muhammad
Asep Sambodja
Atrap S. Munir
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Badaruddin Amir
Bakdi Sumanto
Bambang Darto
Bambang Kempling
Bambang Widiatmoko
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sudjibto
Bernard S. Y. Batubara
Binhad Nurrohmat
Budhi Setyawan
Budi Palopo
Bustan Basir Maras
Chairul Abhsar
Chavchay Saifullah
Cut Nanda A.
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Afriady
Dadang Ari Murtono
Daisy Priyanti
Daysi Priyanti
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Desti Fatin Fauziyyah
Dewi Kartika
Dharmadi
Diah Budiana
Diah Hadaning
Dian Hartati
Didik Komaidi
Dimas Arika Mihardja
Djoko Saryono
Dody Kristianto
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Edy Lyrisacra
Effendi Danata
Eimond Esya
Eka Budianta
Eko Hendri Saiful
Eko Nuryono
El Sahra Mahendra
Ellie R. Noer
Elly Trisnawati
Emha Ainun Nadjib
Endang Supriadi
Endang Susanti Rustamadji
Eny Rose
Eppril Wulaningtyas R
Esha Tegar Putra
Esti Nuryani Kasam
Etik Widya
Evi Idawati
Evi Melyati
Evi Sefiani
Evi Sukaesih
Fadhila Ramadhona
Fahmi Faqih
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Fikri MS
Fina Sato
Firman Wally
Fitrah Anugerah
Frischa Aswarini
Gampang Prawoto
Ghaffur Al-Faqqih
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gunawan Maryanto
Gunoto Saparie
Gus tf Sakai
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hari Leo
Haris del Hakim
Hasan Al Banna
Hasan Aspahani
Hasta Indriyana
Helga Worotitjan
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Maja Kelana
Herlinatiens
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Ibnu Wahyudi
Ikarisma Kusmalina
Ike Ayuwandari
Ilenk Rembulan
Imam S Arizal
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santoso
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indrian Koto
Isbedy Stiawan ZS
Iwan Gunadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Johan Khoirul Zaman
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Saputro
Jufri Zaituna
Jusuf AN
Kadek Wara Urwasi
Kadjie Bitheng MM
Kartika Kusworatri
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Kirdjomuljo
Kurnia Effendi
Kurniawan Junaedhie
Kurniawan Yunianto
Kusprihyanto Namma
Kuswaidi Syafi’ie
L.K. Ara
Lailatul Muniroh
Landung Rusyanto Simatupang
Lela Siti Nurlaila
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Linus Suryadi AG
Liza Wahyuninto
Lubis Grafura
Lutfi Mardiansyah
M. Badrus Alwi
M. Faizi
Maghfur Munif
Maghie Oktavia
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maman S. Mahayana
Maqhia Nisima
Marcellus Nur Basah
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marwanto
Mas Marco Kartodikromo
Mashuri
Mathori A. Elwa
Matroni el-Moezany
Maya Mustika K.
Mega Vristian
Miftahul Abrori
Mohammad Yamin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muntamah Cendani
Mustiar AR
Mustofa W Hasyim
Mutia Sukma
Nadjib Kartapati Z
Nanang Suryadi
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Noor Sam
Nunung S. Sutrisno
Nur Iswantara
Nur Lodzi Hady
Nur Wahida Idris
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Pariyo Adi
Pringadi AS
Pringgo HR
Puisi-Puisi Indonesia
Purwadmadi Admadipurwa
Puspita Rose
Putri Sarinande
R. Toto Sugiharto
Rachmat Djoko Pradopo
Raedu Basha
Ragil Suwarno Pragolapati
Rakai Lukman
Rama Prabu
Ramadhan KH
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Ribut Wijoto
Rikard Diku
Robin Al Kautsar
Rozi Kembara
Rudi Hartono
Rusydi Zamzami
S Yoga
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Selendang Sulaiman
Seli Desmiarti
Sigit Sugito
Sihar Ramses Simatupang
Siska Afriani
Sitok Srengenge
Sitor Situmorang
Slamet Rahardjo Rais
Slamet Widodo
Sosiawan Leak
Sreismitha Wungkul
Sri Harjanto Sahid
Sri Jayantini
Sri Setya Rahayu
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sumargono SN
Suminto A. Sayuti
Sunardi KS
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutirman Eka Ardhana
Syifa Aulia
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Triaton
Tengsoe Tjahjono
Tharie Rietha
Thowaf Zuharon
Timur Sinar Suprabana
Tita Maria Kanita
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
TS Pinang
Ulfatin Ch
Umbu landu Paranggi
Unieq Awien
Usman Arrumy
W. Haryanto
W. Herlya Winna
W.S. Rendra
Wahyu Hidayat
Wahyu Subuh
Warih Wisatsana
Wayan Sunarta
Weni Suryandari
Widi Astuti
Wiji Thukul
Winarni R.
Y. Wibowo
Yonathan Rahardjo
Yosi M Giri
Yudhi Herwibowo
Yudhiono Aprianto
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Yuswan Taufiq
Yuswinardi
Zaenal Faudin
Zainal Arifin Thoha
Zamroni Allief Billah
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar