http://www.sastra-indonesia.com/
SISA PERTANYAAN AKAN KENANGAN
Bulan jingga setengah rentah
menyapa degub hati gelisa
hanyut dalam kesepian malam purna
Berserat-serat tarian dedaunan
memuja kelam
pada kejinggan dalam keterjagaan
Gegunungan memandang,
menunduk - berderet
Baris-baris lampu kota
hiasan mata memandang
Jauh lanskap petunjuk malam
pesona perbukitan, dimana kota menjadi kenangan
Seperti kemarin
dari jauh penuh harap
kau memandang
Kini ku dapati
kau menyelinap dibalik semak-semak, entah kemana?
harapan tertinggal sia
meranggas seperti jati di musim kemarau
kau pertanyakan perihal cinta, kepadaku?
mengejar
menyergap
terdesak
tertinggal keyakinan
tak mampu berkata-kata
Rembulan remang bercampur bintang
penghias malam serta petunjuk nelayan
Aku terperangkap dalam lembah-lembah, malam pekat
tak sadar lalu hilang,
bagai ashabul kaffi
mata terbuka dengan kebaruan
(Dimana ku temui percakapan panjang para filosof
tentang kebenaran cinta: sehabis aku tertidur didalamnya).
Malang, November 2008
MENGENALMU
;nt
Biarkan aku mengenalmu. Lewat tubuhmu dari ujung rambut hingga ujung lentik jemari kakimu. Belai panjang rambutmu temukan serpihan fikirmu, inspirasikan jalan terjal. kehidupan pengembala peradaban.
Kecup kening-cium bibirmu, temukan keindahan bahasa kemanusiaan lewat air liur yang menetes kendalikan nafsuku,
merajut nilai-nilai suci
Pelukkan tubuhmu mengajak pergi jauh temui lorong-lorong panjang kemunafikan, terhentikan seketika saat kenikmatan kuasai semu surga janjimu.
Dan kukenal pertikaian dari balik sikap tubuh acuh-bergumul, dengan laras senapan tak pernah berhenti menekan pelatuknya, ambisi kepuasan selaput tipis menurunkan derajatmu.
Kau mulai melepas sutra yang menempel ditubuh, membuat lupa siapa diriku? hatiku mati seketika bersama ledakan meriam-meriam tak pernah henti.
Harapku: kembalikan ranum bibir manis-bertabur senyum kemanusiaan, hentikan dangkal fikir-hidupkan luka hati
Mulai kenalkan kaki, langkah tegap menuju surga-surga tak berujung
Malang, 10 Januari 2008
KENANG PURNAMA
Pada malam purnama
Terbawa dalam satu asa
Bergelimpangan kesadaran
Terbang bersama ilusi
Temui gemintang berdegup kencang
Perjalanan seorang putri penjaga mimpi
Satu luka mengelupas dibawah bayangan bulan
Menginjak satu petanda zaman
Dua dinding hati membuka
Air tumpah
Di pelipis mata rindu
Lama tersimpan duka
Berjalan lambat
Mengikat pada satu langkah
Sakral tertumpah dalam peluk jiwa
Malang, Februarai 2009
DI PINTU MALAM
Terbuka sudah
Rahasia surga
Mengintip tanah tak rata
Kening menjadi saksi mata
Berduan larik sajak
Ketuk pintu ditiga baitnya
Malang, Februari 2009
MENJELANG PAGI
Seorang putri
Memamah payu darahnya
Terayu dahaga
Embun jatuh ditubuhnya
Tak sempat basah
Sudah tergugah
Bergeleparan mata terjaga
Berlarian rasa terjajah
Sembunyi di bilik dosa
Malang, Februari 2009
SEPEREMPAT MUSIM
Seperempat musim meretas nasib. Melahirkan aku yang kalah menyiasati waktu. Berlinangan darah mrembes ke dada, seketika berdegup kencang. Tanah-tanah tak lagi basah bahkan melebihinya. Ratusan mulut menganga: kedinginan tanpa tirai kehangatan.
Papan-papan kayu berlarian terus berputar. Serupa hantu tanpa waktu memenjarakan aku yang beranjak sembunyi?seakan tak mau tau. Kalimat suciku runtuh berlinangan air mata. Tak sanggup menahan haru.
Sedang segerombol orang menyelam tak sampai dasar tanah, lalu banyak bicara sembari tertawa tergelak-gelak tanpa pelatuk lucu. Aku kembali runtuh tak mampu mengadu. Di seperempat musim aku mati kutu.
Lamongan, Februari 2009
NYANYIAN PEZIARAH
Semburat aroma dupa
wewangian kembang tujuh rupa
masuk mata memicu mantra-mantra
do’a menjadi sedekah
Langit menangis
mukanya pekat-lebam
disertai teriakan petir
menjilat-jilat pepohonan
ranting patah
tanah-basah
Dalam ragu
orang-orang meminta keselamatan
menukar dengan dupa
kembang tujuh rupa
Langitpun tersenyum
dalam nada sakral para peziarah
petikkan melodi ingatan beku
kembang dupa mekar wangi
naiki langit
dinada akhir lagu merdu
Gunung Kawi, 3 Januari 2009
MERINDUMU
;kawan lama
Terkadang ada setumpuk rindu
dan lewat begitu saja.
(menyerangi nafas perjalanan)
Harapan adalah kesaksian akan masa depan
dan hanya beku di akal
hati pun enggan membakar.
Dulu-kini-esok
hanyalah waktu
berlagu merdu.
Berubahkah kalimat-kalimat suci itu
janji di ruang tunggu
menanti pintu-pintu
rumah: dimana kita berawal.
(saat-saat ingin bertemu).
Sesobek kesadaran menganga
dari kilatan pedang muasal rindu
beringsut dalam tanya; untuk apa?
(menatap wajahmu dengan ragu)
Malang, Februari 2009
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A. Mustofa Bisri
A'yat Khalili
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah El Khalieqy
Acep Syahril
Acep Zamzam Noor
Adi Toha
Adrian Balu
AF Denar Daniar
Afrizal Malna
Agus Manaji
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunarto
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Maltuf Syamsury
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Ala Roa
Aldika Restu Pramuli
Alfatihatus Sholihatunnisa
Alfiyan Harfi
Ali Makhmud
Ali Subhan
Amelia Rachman
Amie Williams
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Andry Deblenk
Anggie Melianna
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Aprinus Salam
Ariandalu S
Arieyoko Ksmb
Arya Winanda
As Adi Muhammad
Asep Sambodja
Atrap S. Munir
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Badaruddin Amir
Bakdi Sumanto
Bambang Darto
Bambang Kempling
Bambang Widiatmoko
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sudjibto
Bernard S. Y. Batubara
Binhad Nurrohmat
Budhi Setyawan
Budi Palopo
Bustan Basir Maras
Chairul Abhsar
Chavchay Saifullah
Cut Nanda A.
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Afriady
Dadang Ari Murtono
Daisy Priyanti
Daysi Priyanti
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Desti Fatin Fauziyyah
Dewi Kartika
Dharmadi
Diah Budiana
Diah Hadaning
Dian Hartati
Didik Komaidi
Dimas Arika Mihardja
Djoko Saryono
Dody Kristianto
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Edy Lyrisacra
Effendi Danata
Eimond Esya
Eka Budianta
Eko Hendri Saiful
Eko Nuryono
El Sahra Mahendra
Ellie R. Noer
Elly Trisnawati
Emha Ainun Nadjib
Endang Supriadi
Endang Susanti Rustamadji
Eny Rose
Eppril Wulaningtyas R
Esha Tegar Putra
Esti Nuryani Kasam
Etik Widya
Evi Idawati
Evi Melyati
Evi Sefiani
Evi Sukaesih
Fadhila Ramadhona
Fahmi Faqih
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Fikri MS
Fina Sato
Firman Wally
Fitrah Anugerah
Frischa Aswarini
Gampang Prawoto
Ghaffur Al-Faqqih
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gunawan Maryanto
Gunoto Saparie
Gus tf Sakai
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hari Leo
Haris del Hakim
Hasan Al Banna
Hasan Aspahani
Hasta Indriyana
Helga Worotitjan
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Maja Kelana
Herlinatiens
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Ibnu Wahyudi
Ikarisma Kusmalina
Ike Ayuwandari
Ilenk Rembulan
Imam S Arizal
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santoso
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indrian Koto
Isbedy Stiawan ZS
Iwan Gunadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Johan Khoirul Zaman
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Saputro
Jufri Zaituna
Jusuf AN
Kadek Wara Urwasi
Kadjie Bitheng MM
Kartika Kusworatri
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Kirdjomuljo
Kurnia Effendi
Kurniawan Junaedhie
Kurniawan Yunianto
Kusprihyanto Namma
Kuswaidi Syafi’ie
L.K. Ara
Lailatul Muniroh
Landung Rusyanto Simatupang
Lela Siti Nurlaila
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Linus Suryadi AG
Liza Wahyuninto
Lubis Grafura
Lutfi Mardiansyah
M. Badrus Alwi
M. Faizi
Maghfur Munif
Maghie Oktavia
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maman S. Mahayana
Maqhia Nisima
Marcellus Nur Basah
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marwanto
Mas Marco Kartodikromo
Mashuri
Mathori A. Elwa
Matroni el-Moezany
Maya Mustika K.
Mega Vristian
Miftahul Abrori
Mohammad Yamin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muntamah Cendani
Mustiar AR
Mustofa W Hasyim
Mutia Sukma
Nadjib Kartapati Z
Nanang Suryadi
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Noor Sam
Nunung S. Sutrisno
Nur Iswantara
Nur Lodzi Hady
Nur Wahida Idris
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Pariyo Adi
Pringadi AS
Pringgo HR
Puisi-Puisi Indonesia
Purwadmadi Admadipurwa
Puspita Rose
Putri Sarinande
R. Toto Sugiharto
Rachmat Djoko Pradopo
Raedu Basha
Ragil Suwarno Pragolapati
Rakai Lukman
Rama Prabu
Ramadhan KH
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Ribut Wijoto
Rikard Diku
Robin Al Kautsar
Rozi Kembara
Rudi Hartono
Rusydi Zamzami
S Yoga
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Selendang Sulaiman
Seli Desmiarti
Sigit Sugito
Sihar Ramses Simatupang
Siska Afriani
Sitok Srengenge
Sitor Situmorang
Slamet Rahardjo Rais
Slamet Widodo
Sosiawan Leak
Sreismitha Wungkul
Sri Harjanto Sahid
Sri Jayantini
Sri Setya Rahayu
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sumargono SN
Suminto A. Sayuti
Sunardi KS
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutirman Eka Ardhana
Syifa Aulia
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Triaton
Tengsoe Tjahjono
Tharie Rietha
Thowaf Zuharon
Timur Sinar Suprabana
Tita Maria Kanita
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
TS Pinang
Ulfatin Ch
Umbu landu Paranggi
Unieq Awien
Usman Arrumy
W. Haryanto
W. Herlya Winna
W.S. Rendra
Wahyu Hidayat
Wahyu Subuh
Warih Wisatsana
Wayan Sunarta
Weni Suryandari
Widi Astuti
Wiji Thukul
Winarni R.
Y. Wibowo
Yonathan Rahardjo
Yosi M Giri
Yudhi Herwibowo
Yudhiono Aprianto
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Yuswan Taufiq
Yuswinardi
Zaenal Faudin
Zainal Arifin Thoha
Zamroni Allief Billah
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar