Kamis, 13 Oktober 2011

Puisi-Puisi Mahmud Jauhari Ali

http://sastra-indonesia.com/
Bulan di Padang Lalang *

telah berdiri ribuan lalang pada tanah
oleh angin, tubuh mereka terhuyung-huyung
sebagiannya mati. mengering!
sedangkan di tengahnya, sebuah rumah berdiri kukuh
tiangnya beton,
atap bajanya antikarat, menahan hujan-panas,
lantainya yang wah, terlihat mengkilat
juga pagarnya, begitu mahal

lalu pada temaram, bulan datang
berdiri tepat di atas padang lalang yang gersang
wajahnya cerah, tanpa jerawat, tanpa segores luka apa pun
di tangannya ada segenggam air
tidak asam, tidak pula hambar
bening! seperti kaca sehabis dibersihkan hujan

dijatuhkannya pelan, lembut seperti gerimis halus
terus, terus membasahi debu-debu
menipiskan kabut di udara
juga menghijaukan lalang
yang masih berdiri setia di bawah atap cinta

bulan,
masih berwajah cerah
bertangan basah,
dengan sorot mata yang tajam ke padang lalang

Tanah Borneo, 2009
*) diambil dari buku Bulan di Padang Lalang



Sepasang Sayap

pada helai-helai putih panjang, sepasang sayap mengatup, enggan berkepak
sedangkan angin kering, menyemburkan kersik-kersik pada leher, sesak
daun-daun pun luruh, berserakan,
seperti bunga dari pohon-pohon perawan taman

berbait-bait seruling keluar dari kaki-kaki bukit
suaranya menjurus lurus, meluncur naik
semuanya hendak menyentuh sepasang sayap kekar itu
tapi semuanya berhamburan,
jatuh menindihi nanah kental,
juga hangat di antara bau asap, pekat kabut, yang menyekap, pengap

o…, senja bertengger
beribu batang usia masih tertatih,
dengan perut cekung bersama sorot mata nanar
sementara suara-suara suling masih melesat-lesat
menjurus ke puncak bukit
tapi sepasang sayap itu, masih mengatup, enggan berkepak
seperti kosong, pada angin yang mencengkram setiap musim

Tanah Borneo, 12 September 2011



Kehangatan di Sebuah Senja

aku tak pernah mendengar sepatah suaranya
dan menatap sepotong wajahnya di sebuah senja
sebab, kami tak pernah bercakap walau sedetak masa
apalagi bertemu di antara udara hangat sebelumnya
tapi, tiba-tiba sebuah jejak membekas
seperti sebuah gambar tangan di tebing-tebing bukit
yang melambai, memanggil dengan suara ritmis

“ada hal pentingkah?”
“ataukah dia sedang di tanah ini menuju gerbang suci?”
tanyaku pelan di antara udara berbau asap ladang
lalu kuamati kata-kata, warna jingga, juga gambar-gambar, oh!

kebekuan pun menjelma dentuman
kami terlibat dengan pesan-pesan
yang bagai potongan-potongan citrullus lanatus
sedang matahari terus beringsut menuju ufuk barat
dan, pada ambang senja,
kami duduk di depan piring beling, sendok perak, kecap, gelas kaca
juga soto banjar bersama nasi kuning dan ikan gabus bumbu merah

percakapan kami terus muncrat
hingga tawa membelah wacana
lalu kami berjabat erat menandai perpisahan
dan sebelum aku meninggalkannya, senyumnya rekah di bawah atap megah

Tanah Borneo, 25 Agustus 2011



Di Antara Angin Sendalu

di bawah lengkung pelangi
saat sisa hujan ritmis seperti bola kristal yang berkilau
aku mengejar sekawanan belalang cantik
mereka berloncatan dari daun ke daun
searah embusan angin sendalu dari timur
lalu kudengar suara ibu dari depan pintu seng yang karatan
“Tak usah kaukejar, Nak. Biarkanlah mereka hidup dengan cinta di sana.”
suara ibuku itu lirih. ya, lirih. tapi gemanya membenamkan kenakalanku
aku pun membisu beku
dan, tiba-tiba kenangan itu lesap
sebuah tabung gas meledak
kepulan asap hitam melayang ke udara
suara isak tangis, teriakan, berdentang-dentang
tersisalah rumah-rumah hangus, dan jasad-jasad tanpa roh lagi

kini tak ada pelangi atau pun suara ibuku
yang tampak ialah sekawanan singa di senja ungu
mereka berlari seperti gulungan ombak
menerjangi pepohonan, rumah-rumah, gunung-gunung
juga menghantam tubuh-tubuh kecil
lalu memakan daging-dagingnya hingga air mata berserakan
seperti keringat yang kian menderas
membasahi pertiwi yang ranggas

o, di antara angin sendalu pula, aku teringat kembali wajah ibuku
wajah yang tak pernah mengajarkan kekerasan sekali pun
dan, wajah itu pula yang mengajarkanku tentang kelembutan
walau ombak senja menggulung dan menghantam seluruh tubuh dunia

Tanah Borneo, 14 Mei 2011

Tidak ada komentar:

A. Mustofa Bisri A'yat Khalili Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah El Khalieqy Acep Syahril Acep Zamzam Noor Adi Toha Adrian Balu AF Denar Daniar Afrizal Malna Agus Manaji Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Maltuf Syamsury Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Ala Roa Aldika Restu Pramuli Alfatihatus Sholihatunnisa Alfiyan Harfi Ali Makhmud Ali Subhan Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Andry Deblenk Anggie Melianna Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Aprinus Salam Ariandalu S Arieyoko Ksmb Arya Winanda As Adi Muhammad Asep Sambodja Atrap S. Munir Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Badaruddin Amir Bakdi Sumanto Bambang Darto Bambang Kempling Bambang Widiatmoko Beni Setia Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sudjibto Bernard S. Y. Batubara Binhad Nurrohmat Budhi Setyawan Budi Palopo Bustan Basir Maras Chairul Abhsar Chavchay Saifullah Cut Nanda A. D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Afriady Dadang Ari Murtono Daisy Priyanti Daysi Priyanti Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Desti Fatin Fauziyyah Dewi Kartika Dharmadi Diah Budiana Diah Hadaning Dian Hartati Didik Komaidi Dimas Arika Mihardja Djoko Saryono Dody Kristianto Dorothea Rosa Herliany Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Edy Lyrisacra Effendi Danata Eimond Esya Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Nuryono El Sahra Mahendra Ellie R. Noer Elly Trisnawati Emha Ainun Nadjib Endang Supriadi Endang Susanti Rustamadji Eny Rose Eppril Wulaningtyas R Esha Tegar Putra Esti Nuryani Kasam Etik Widya Evi Idawati Evi Melyati Evi Sefiani Evi Sukaesih Fadhila Ramadhona Fahmi Faqih Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fatimah Wahyu Sundari Fauzi Absal Felix K. Nesi Fikri MS Fina Sato Firman Wally Fitrah Anugerah Frischa Aswarini Gampang Prawoto Ghaffur Al-Faqqih Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Gunawan Maryanto Gunoto Saparie Gus tf Sakai Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hari Leo Haris del Hakim Hasan Al Banna Hasan Aspahani Hasta Indriyana Helga Worotitjan Heri Latief Heri Listianto Heri Maja Kelana Herlinatiens Hudan Hidayat Hudan Nur Ibnu Wahyudi Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilenk Rembulan Imam S Arizal Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santoso Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indrian Koto Isbedy Stiawan ZS Iwan Gunadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Johan Khoirul Zaman Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Saputro Jufri Zaituna Jusuf AN Kadek Wara Urwasi Kadjie Bitheng MM Kartika Kusworatri Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Kirdjomuljo Kurnia Effendi Kurniawan Junaedhie Kurniawan Yunianto Kusprihyanto Namma Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lailatul Muniroh Landung Rusyanto Simatupang Lela Siti Nurlaila Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Linus Suryadi AG Liza Wahyuninto Lubis Grafura Lutfi Mardiansyah M. Badrus Alwi M. Faizi Maghfur Munif Maghie Oktavia Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marwanto Mas Marco Kartodikromo Mashuri Mathori A. Elwa Matroni el-Moezany Maya Mustika K. Mega Vristian Miftahul Abrori Mohammad Yamin Muhammad Ali Fakih Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muntamah Cendani Mustiar AR Mustofa W Hasyim Mutia Sukma Nadjib Kartapati Z Nanang Suryadi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Noor Sam Nunung S. Sutrisno Nur Iswantara Nur Lodzi Hady Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Pariyo Adi Pringadi AS Pringgo HR Puisi-Puisi Indonesia Purwadmadi Admadipurwa Puspita Rose Putri Sarinande R. Toto Sugiharto Rachmat Djoko Pradopo Raedu Basha Ragil Suwarno Pragolapati Rakai Lukman Rama Prabu Ramadhan KH Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Ribut Wijoto Rikard Diku Robin Al Kautsar Rozi Kembara Rudi Hartono Rusydi Zamzami S Yoga Sahaya Santayana Saiful Bakri Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Selendang Sulaiman Seli Desmiarti Sigit Sugito Sihar Ramses Simatupang Siska Afriani Sitok Srengenge Sitor Situmorang Slamet Rahardjo Rais Slamet Widodo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Harjanto Sahid Sri Jayantini Sri Setya Rahayu Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunardi KS Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutirman Eka Ardhana Syifa Aulia Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Ranusastra Asmara Teguh Triaton Tengsoe Tjahjono Tharie Rietha Thowaf Zuharon Timur Sinar Suprabana Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Ulfatin Ch Umbu landu Paranggi Unieq Awien Usman Arrumy W. Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyu Subuh Warih Wisatsana Wayan Sunarta Weni Suryandari Widi Astuti Wiji Thukul Winarni R. Y. Wibowo Yonathan Rahardjo Yosi M Giri Yudhi Herwibowo Yudhiono Aprianto Yurnaldi Yusri Fajar Yusuf Suharto Yuswan Taufiq Yuswinardi Zaenal Faudin Zainal Arifin Thoha Zamroni Allief Billah Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae